
Pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia selama hampir 2 tahun, berdampak negatif pada berbagai sektor diantaranya, UMKM. Padahal UMKM meliputi 99% pelaku usaha di Indonesia, dan mampu menyerap hingga 97% tenaga kerja nasional. Dari angka tersebut, 64,5% pelaku UMKM adalah perempuan, namun pandemi telah berimbas pada usaha mereka. Para perempuan pelaku UMKM binaan YCAB Foundation, melaporkan kerugian hingga 70% sejak pandemi menghantam.
Melihat situasi ini, YCAB Foundation bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan dan melatih perempuan pelaku UMKM, agar mampu melewati pandemi ini. Salah satunya adalah melalui siaran Instagram Live dengan akun Lifepal.
“Ada banyak hal yang telah kami lakukan dalam membantu para wanita ini dalam melalui pandemi. Kami membekali mereka dengan berbagai program seperti pelatihan literasi keuangan, pelatihan manajemen bisnis, pemasaran digital, dan pembuatan konten. Tidak hanya itu, kami juga mengedukasi mereka tentang pinjaman online. Kami, YCAB Foundation, ingin memberikan intervensi holistik untuk membantu perempuan pelaku UMKM agar bisnis mereka dapat berkembang, menjadi entrepreneur yang lebih baik, dan menghidupi keluarga mereka.” kata Amanda Kalangit, Head of Project Management di YCAB Foundation.

Dalam Instagram Live bertajuk “Become a Strong Business Woman Through Good Financial Planning”, pada 29 Oktober 2021 lalu, Aulia Akbar, CFP®, AEPP®, Financial Educator and Financial Planner dari Lifepal membagikan tipsnya tentang bagaimana untuk menjadi perencana keuangan yang lebih baik:
- Pisahkan akun pribadi dan bisnis
Dengan cara ini, perempuan pelaku UMKM dapat dengan mudah menghitung keuntungan bulanan dengan cepat dan tepat. Tidak hanya itu, tujuan dari tindakan ini adalah untuk meminimalisir krisis keuangan yang mungkin terjadi akibat penarikan tunai untuk kepentingan pribadi. Karena itu, selama pandemi, pemisahan akun menjadi lebih penting dari sebelumnya.
- Untung bukan prioritas
Bertahan dan mempertahankan bisnis UMKM adalah keputusan terbaik apalagi di masa pandemi seperti ini. Daripada hanya fokus untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, lebih baik perempuan pelaku UMKM mulai fokus menjaga cash flow yang positif. Kemudian, mungkin ketika kondisi semakin membaik, perempuan pelaku UMKM dapat berpikir lebih jauh untuk mengembangkan atau memperluas usahanya.
- Siapkan dana darurat
Dengan adanya dana darurat, peluang arus kas negatif akan semakin kecil. Besaran dana darurat yang perlu disiapkan bervariasi, namun UMKM milik perempuan dapat menyiapkan kurang lebih 6-12 kali pengeluaran per bulan.
- Mengurangi biaya operasional
Pengurangan biaya operasional juga menjadi tip selanjutnya yang harus diterapkan oleh para pemilik UMKM agar usaha yang dijalankannya dapat bertahan. Misalnya, ketika banyak karyawan bekerja dari rumah (WFH), pemilik UMKM bisa menghemat biaya operasional seperti listrik, air, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, biaya lain yang biasanya dilakukan secara langsung kini dilakukan secara online, misalnya biaya sewa toko offline menjadi toko virtual (online/e-commerce).
- Periksa aset
Coba cek dan perinci jumlah aset yang dimiliki saat ini. Setelah mengetahui detailnya, pemilik UMKM dapat mengetahui berapa lama usahanya dapat bertahan jika tidak ada pendapatan selama beberapa bulan ke depan. Ingat, saat merinci aset yang dimiliki, pastikan pemilik UMKM bisa memeriksanya dengan baik dan teliti untuk mencegah kerugian keuangan usaha.
- Mampu membaca risiko masa depan
Tips terakhir yang tak kalah penting adalah bisa membaca risiko dan mengamati situasi ke depan. Hal ini penting karena keputusan keuangan yang akan dipilih akan mempengaruhi bisnis yang sedang dijalani saat ini. Oleh karena itu, tetap fokus pada kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan agar bisnis UMKM yang dijalankan dapat bertahan meski di tengah pandemi.
Selain menerapkan enam tips di atas, Akbar juga menambahkan bahwa pemilik UMKM juga harus melindungi diri dan asetnya dengan dengan asuransi kesehatan serta asuransi mobil.
“Tujuannya agar keuangan usaha tidak terbebani jika sewaktu-waktu mengalami risiko yang menimpa diri dan hartanya karena semua risiko sudah diserahkan kepada perusahaan asuransi,” pungkas Akbar.