
Standard Chartered Foundation, YCAB Foundation, dan Youth Business International meluncurkan “Program Pemulihan Ekonomi COVID-19”, untuk mendukung kaum muda, khususnya perempuan pelaku UMKM, agar pulih dari dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Program ini merupakan bagian dari Futuremakers, sebuah inisiatif global Standard Chartered Foundation untuk mengatasi ketidaksetaraan dengan mempromosikan inklusi ekonomi bagi kaum muda, termasuk mereka yang terkena dampak COVID-19.
Diselenggarakan oleh YCAB Foundation dan Youth Business International (YBI) dan disponsori oleh Standard Chartered Foundation, Program Pemulihan Ekonomi COVID-19 ini bertujuan untuk mendukung kaum muda berusia antara 18-35 tahun yang bisnisnya terkena dampak oleh keadaan ekonomi selama pandemi. Seiring dengan metodologi terbaru, program ini mengintegrasikan elemen digital melalui pengembangan sistem pembelajaran pendidikan yang memiliki fitur Chatbot dengan Learning Management System (LMS) dan Helpline. Dirancang khusus untuk melayani pengusaha dengan literasi digital rendah, Chatbot memanfaatkan platform WhatsApp karena mudah digunakan dan dipakai oleh khalayak banyak. Modul tambahan yang melengkapi pelatihan ini adalah literasi keuangan dasar, informasi terkait COVID-19 (protokol kesehatan & update vaksinasi), manajemen stres, dan pelatihan tentang bagaimana mengubah bisnis mereka.
Selain dukungan teknologi, pelatihan literasi keuangan, serta akses permodalan, sesi pendampingan kelompok juga akan diberikan kepada 10.000 perempuan pengusaha muda terpilih dari 4 provinsi, yaitu wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sebagai bentuk bantuan holistik bagi mereka yang paling terdampak oleh krisis akibat pandemi.
Diana Mudadalam, Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei, Filipina), Standard Chartered mengatakan, “Melihat kondisi pelaku UMKM saat ini, para pengusaha muda membutuhkan segala dukungan yang bisa mereka dapatkan untuk membantu mereka bangkit kembali setelah dilanda pandemi. Di awal pandemi di tahun 2020, Bank telah meluncurkan program Bantuan Darurat COVID-19 untuk Indonesia sebesar Rp7,1 miliar. Program Pemulihan Ekonomi COVID-19 yang akan digulirkan tahun ini akan berdampak positif dan dapat menjadi katalisator bagi para pengusaha muda dan UMKM Indonesia untuk pulih dan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.”
“Setelah bertahun-tahun bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan, kami sedih melihat kemunduran yang disebabkan oleh pandemi ini. Itulah sebabnya kami bersemangat untuk menjadi bagian dari inisiatif global dalam mengambil langkah pertama yang diperlukan menuju pemulihan dan pertumbuhan baru. Melalui pendidikan dan pembiayaan inovatif, kami berkomitmen untuk mendukung wirausahawan wanita muda untuk berkontribusi pada pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.” ujar Veronica Colondam, CEO YCAB Foundation.
“Dampak pandemi yang berkelanjutan terus melumpuhkan ekonomi dan mengganggu operasi bisnis normal, dengan pengusaha muda, terutama yang menjalankan usaha kecil dan mereka yang berasal dari komunitas rentan, menjadi sektor yang paling terpukul. Saya menghargai inisiatif yang dijalankan dan didanai oleh Standard Chartered Foundation yang membantu kami memperluas dan melanjutkan upaya kami untuk memulihkan ekonomi dan memberikan dukungan kepada UMKM yang mereka butuhkan untuk bertahan, berkembang, dan berkontribusi menuju ekonomi yang lebih sejahtera, lebih beragam, dan tangguh untuk semua orang,” kata Anita Tiessen, CEO Youth Business International.
Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun ini mengganggu perekonomian global, termasuk Indonesia. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) paling terpukul, terutama yang berasal dari masyarakat rentan, yang didominasi oleh kaum muda (berusia 18-35 tahun) dan perempuan. Usaha yang dipimpin oleh perempuan, yang merupakan 64,5% dari UMKM di Indonesia, masih menghadapi kendala dan tantangan yang membatasi mereka untuk berhasil membangun dan mengembangkan usaha. UMKM memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi pasca COVID, dengan kontribusi 60,3% terhadap PDB Indonesia. Namun, para perempuan pengusaha ini seringkali mengalami kesulitan dalam mendirikan dan mengelola usahanya, dibandingkan dengan laki-laki. Pengusaha perempuan binaan YCAB Foundation melaporkan kerugian hingga 70% sejak pandemi dimulai.
“Sebelum pandemi melanda, dua bisnis saya; sebuah warung makan kecil dan bisnis menjahit berjalan dengan baik. Tahun lalu, kedua bisnis tersebut bergelut karena Pembatasan Sosial Berskala Besar Nasional (PSBB). Selain itu, terjadi perubahan perilaku pembeli, dimana banyak pelanggan setia saya yang menganggur. Untuk membangun kembali dan mempertahankan bisnis saya, saya memerlukan akses ke dukungan keuangan dan melengkapi dengan keterampilan baru. Oleh karena itu, saya sangat senang dengan adanya Program Pemulihan Ekonomi Covid-19 bagi para pelaku UMKM seperti saya,” ujar Sepitowati, salah satu pemilik usaha mikro di Indonesia.
Peserta program ini diharapkan dapat menjadi katalisator pemulihan ekonomi nasional karena merupakan faktor fundamental dari dinamika perekonomian Indonesia. Program Pemulihan Ekonomi SCF dibuka untuk pendaftaran hingga 30 November 2021.