
Hampir 2 tahun telah berlalu sejak wabah COVID-19 pertama di Indonesia. Dampaknya datang dari berbagai arah termasuk lingkungan, ekonomi, dan sosial. Selain dampak dari krisis kesehatan, dampak terbesar juga dirasakan oleh pemilik usaha kecil.
“Kami tetap mendukung para perempuan ini meskipun situasi selama lockdown di Indonesia sangat buruk. Sebagian besar ibu-ibu yang kami layani pulang kampung ke pedesaan, di mana biaya hidup pasti lebih murah, karena ketidakmampuan mereka untuk bertahan hidup di kota-kota besar seperti Jakarta. Kami juga melihat penurunan pendapatan dari mereka yang tetap tinggal. Kami menutup tahun 2020 sebagai bisnis dengan kerugian yang besar sebanyak 47% NPL, yang belum pernah kami alami sebelumnya.” kata Veronica Colondam, Pendiri dan CEO YCAB Foundation.
Bagaimana pandemi COVID-19 dan guncangan ekonomi yang diakibatkannya berdampak pada pemilik usaha kecil dan mata pencaharian mereka? Dan apa hikmah dari cobaan ini?
Sebagaimana dicatat dari ceramah terbarunya di Seri Webinar Berbagi Pengetahuan Youth Business International: Refocus, Retool, Reset: Mendukung Pengusaha Muda Pasca Pandemi, YCAB Foundation terus berusaha maju sebagai entitas perusahaan sosial dengan berbagai inovasi karena pandemi. Cara pandemi ini telah mengubah metodologi pengajaran di semua tingkat pendidikan. Belajar dari jarak jauh dengan teknologi telah mempermudah kami untuk menjangkau lebih banyak wirausahawan muda untuk membangun kepercayaan diri dan mengasah kemampuan mereka untuk bertahan.
“Kami bekerja dengan demografi yang lebih muda karena mereka update dengan tren terbaru dan pasti lebih paham mengenai isu digital daripada generasi yang lebih tua. Jumlah pengguna smartphone telah meningkat secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir, dan COVID-19 telah mempercepat peluang untuk bekerja dengan alat digital yang akan meningkatkan mata pencaharian mereka. Apa yang kami pelajari: semakin muda demografinya, semakin baik.” jelas Veronica saat ditanya mengenai target program ini.
YCAB Foundation dan Youth Business International (YBI) dan disponsori oleh Google.org, menyelenggarakan Rapid Response Relief Programme, yang mengintegrasikan elemen digital melalui pengembangan sistem pembelajaran pendidikan yang menampilkan Chatbot dengan Learning Management System (LMS) dan memnyediakan kontak bantuan. Program ini bertujuan untuk mendukung kaum muda berusia antara 18-35 tahun yang bisnisnya terkena dampak buruk oleh lingkungan ekonomi yang menantang saat ini.
“Penggunaan teknologi adalah pendekatan yang mendorong anak muda untuk meningkatkan mata pencaharian mereka dan membantu mereka menjadi lebih tangguh selama pandemi. Mengetahui bahwa mereka ada di level ini, menggambarkan banyak hal bahwa mereka berasal dari bagian paling bawah piramida. Hal ini juga menunjukan bahwa mereka mampu bertahan, namun kami tidak ingin mereka hanya sekadar bertahan, kami ingin mereka berkembang melalui kecerdasan digital.”
Laporan lengkap program ini dapat dilihat di website YCAB Foundation atau klik di sini untuk melihat laporan lainnya.